LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGELOLAAN LIMBAH
DOSEN PENGGAMPU : Ir INDRIANI M.P
DISUSUN OLEH :
ARIS FITRIYADI D1C01247
SUARIA RISONA SIPAYUNG J1A115009
MELISA PUSPITASARI J1A115017
ZAMIRATUL AINI J1A115067
ELIA VERONIKA SINAGA J1A115083
AVIL ROZENDO J1A115087
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Air
limbah merupakan salah satu bahan sisa dari aktivitas manusia sehari-hari yang
dihasilkan sepanjang waktu. Bahan sisa tersebut berupa air yang telah digunakan
yang berasal dari rumah tangga meliputi air buangan dari kamar mandi, WC,
tempat cuci atau tempat memasak. Volume air limbah di Indonesia setiap tahun
bertambah dengan penambahan rata-rata sebesar 5 juta m3, dan
kandungan air limbah mengalami peninkatan sebesar 50% dari jumlah jenis
kandungan yang ada sebelumnya (Haryoto,1999).
Air
merupakan sumber kehidupan bagi manusia yang mempunyai manfaat bagi
kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Kriteria air bersih yaitu tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa. Namun belakangan ini
pencemaran air menjadi persoalan penting yang perlu mendapat penanganan yang
serius. Pencemaran air dapat diakibatkan oleh aktivitas manusia untuk tujuan
yang bermacam-macam seperti kegiatan industri, pertanian, peternakan dan
aktivitas rumah tangga. Air limbah rumah tangga di Indonesia relatif belum
terjangkau oleh teknologi pengolahan limbah, serta mahalnya biaya teknologi
limbah yang ada, sehingga diperlukan sistem pengolahan limbah rumah tangga yang
murah dan mudah diterapkan, dan dapat memberi hasil optimal (Darmono, 1995).
Salah satu sistem
pengolahan air limbah yang dapat digunakan adalah penyaringan air limbah
menggunakan berbagai jenis bahan,seperti kerikil, arang, zeolit dan pasir.
Sistem tersebut dianggap cukup efektif karena bahan-bahan anorganik yang
digunakan rata-rata memiliki kemampuan untuk menurunkan kadar bahan pencemar di
dalam air limbah, baik melalui prosese filtrasi maupun proses penyerapan.
Dengan demikian, perlu diketahui cara pengolahan air limbah dengan metode
penyaringan atau filtrasi menggunakan berbagai jenis bahan seperti kerikil,
pasir dan ijuk.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dilakukannya
praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pengolahan limbah cair dengan sistem
penyaringan atau filtrasi menggunakan kerikil, pasir dan ijuk serta mengetahui
urutan dari ketiga bahan tersebut yang baik dalam menghasilkan air limbah hasil
filtrasi yang lebih jernih.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
Air merupakan senyawa
kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air
bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan air yang
utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Kehilangan air
sebanyak 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan
oleh dehidrasi. Oleh karena itu, orang dewasa perlu minum air minimal 1,5 – 2
liter sehari untuk keseimbangan dalam tubuh dan membantu proses metabolisme
(Slamet, 2007).
2.2 Air Limbah
Air
limbah adalah air yang tidak bersih atau mengandung berbagai zat yang bersifat
membahayakan kehidupan manusia atau hewan. Lazimnya muncul akibat hasil
perbuatan manusia (termasuk industrilisasi). Sisa air yang dibuang berasal dari
rumah tangga, industri, maupun tempat umum lainnya. Dan pada umumnya mengandung
bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi manusia serta menganggu
lingkungan hidup. Merupakan kombinasi dari aliran sampah cair yang berasal dari
daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran atau industri bersama-sama dengan
air tanah. Selain itu air perumahan dan air hujan yang mungkin ada (Haryoto,
2010).
Efek buruk yang
ditimbulkan oleh limbah cair rumah tangga telah banyak dirasakan oleh
masyarakat, terutama di daerah perkotaan. Terjadinya berbagai jenis gangguan
kesehatan yang disebabkan oleh kuman yang berasal dari lingkungan sangat erat
kaitannya dengan limbah rumah tangga. Demikian pula dengan terjadinya
pembusukan dan perubahan warna pada perairan dalam saluran-saluran pembuangan,
berkaitan erat dengan masuknya limbah rumah tangga pada saluran
tersebut(Haryoto, 2010).
2.3 Pengolahan
Limbah Cair dengan Metode Filtrasi
Pengolahan limbah cair dapat dilakukan
secara fisika dengan metode filtrasi atau penyaringan. Filtrasi merupakan
sistem pengolahan limbah yang merupakan suatu proses pemisahan zat padat dari
fluida yang membawanya menggunakan medium berpori untuk menghilangkan sebanyak
mungkin zat padat yang tersuspensi dan koloid, serta zat-zat lainya. Tujuan
filtrasi adalah untuk menghilangkan partikel yang tersuspensi dan koloidal
dengan cara menyaringnya dengan media filter. Selain itu, filtrasi dapat
menghilangkan bakteri secara efektif dan juga membantu penyisihan warna, rasa,
bau, besi dan mangan (Said, 2005).
2.4
Media filtrasi
Media filtrasi sangat diperlukan untuk
mendukung kelancaran proses pengolahan air dan dapat menyerap ion-ion dalam air
sehingga air dapat menjadi jernih dan bebas dari unsur pencemar. Media yang
ideal untuk filter medium adalah media yang memiliki surface area yang luas per
volume bak, harganya murah, tahan lama, dan tidak mudah mengalami penyumbatan.
Media pengolahan pada air biasanya menggunakan karbon aktif, batu kerikil,
sedangkan untuk padatan yang halus dapat menggunakan pasir sebagai media
penyaring (Metcal & Eddy, 1998).
2.4.1
Pasir
Saringan pasir bertujuan untuk
mengurangi kandungan lumpur dan bahan-bahan padat yang ada pada air limbah
rumah tangga serta dapat menyaring bahan padat terapung. Ukuran pasir untuk
menyaring bermacam-macam, tergantung jenis bahan pencemar yang akan disaring.
Semakin besar bahan padat yang perlu disaring, semakin besar ukuran pasir.
Ukuran pasir yang lazim dimanfaatkan berukuran 0,4 mm – 0,8 mm dengan diameter
pasir sekitar 0,2 mm – 0,35 mm serta ketebalan 0,4 m – 0,7 m. Menurut Saeni
(1989) bahwa saringan pasir mampu menurunkan bahan organik. Di samping itu
saringan pasir menurut dapat menurunkan kesadahan air dengan keefektifan penyaringan
4.607 – 7.02%. Hal ini disebabkan karena pasir merupakan jenis senyawa silica
dan oksigen yang dalam air berupa koloid yang mengikat OH pada permukaan
membentuk lapisan pertama yang bermuatan negatif. Pasir dapat menurunkan
kesadahan air dengan keefektifan penyaringan berturut-turut 4,86 – 11,65% dan
dapat meningkatkan NH4+ (Saeni, 1989).
2.4.2
Kerikil
Batu Kerikil pada dasarnya adalah batu
besar, tetapi hancur karena reaksi alam atau biasa yang disebut pelapukan yang
terjadi karena perubahan suhu alam yang mendadak atau lumut-lumutan. Bisa juga
hancur diinjak oleh orang-orang yang berberat badan tidak ideal (obesitas).
Atau tertimpa oleh barang-barang yang berberat besar.Kerikil adalah agregat
kasar yang mengandung mineral seperti batu, karena pengerasan dananyaknya
kuarsa. Warnaya kuning hingga abu-abu, dan sifatnya tahan terhadap ouaca,
keras. Kerikil dipakai bersama dengan pasir dan arang, dan umumnya diletakkan
pada lapisan dasar (Jenti dan Nurhayati, 2014).
2.4.3
Ijuk
Ijuk merupakan bagian dari tanaman enau
yang sering dimanfaatkan untuk atap bangunan, sapu, tali, menyaring air dan
sebagainya. Kerberadaan ijuk saat ini semakin langka karena banyak tanaman enau
ditebang untuk alih fungsi lahan. Sehingga fungsi ijuk untuk menyaring air
dapat digantikan dengan bahan lainnya yang mudah diperolah salah satu
diantaranya adalah rambut. Rambut merupakan mahkota manusia yang berfungsi
melindungi kepala. Untuk mempercantik dirinya seseorang seringkali menata
rambutnya, dan pada saat penataan rambut biasanya rambut dipotong dan potongan
rambut biasanya dibuang sebagai limbah (Kristanto, 2002).
2.5
Manfaat Filtrasi Air Limbah
Pengelolahan limbah
cair memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia sehari-hari, diantaranya
adalah meningkatkan Kualitas Lingkungan dan Perairan ( Pantai, Sungai, dan Air
Tanah), mempermudah pemantauan kualitas lingkungan, sarana pendidikan,
penelitian, dan pariwisata, untuk rumah atau perumahan baru tidak perlu
membangun septic tank baru, tidak khawatir adanya rembesan saptic tank pada
sumur tetangga, terhindar dari sumber penyakit disentri dan muntaber, saluran
air hujan atau drainase dan lingkungan
sekitar menjadi lebih bersih karena semua air limbah disalurkan melalui saluran
tertutup, prasarana terpusat (sistem perpipaan) memberikan pelayanan lebih
nyaman (Darmono, 1995).
BAB
III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum Pengelolaan Limbah mengenai
Pengelolaan Limbah Cair dengan Sistem Penyaringan (Filtrasi) ini dilakukan pada
hari senin, 26 maret 2018 pukul 13.00-15.00 WIB dan bertempat di Laboratorium
Pengolahan 1 Ruang B107 Fakultas Teknologi, Pertanian Universitas Jambi.
3.2
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini
yaitu botol aqua bekas ukuran 1,5 liter (3 buah), cutter, gunting, baskom, penggaris
dan stopwatch. Bahan yang digunakan yaitu air limbah (sampel), kerikil, ijuk,
pasir, kertas saring dan tali plastik.
Langkah pertama yang
dilakukan pada praktikum ini yaitu menyiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan, kemudian dicuci bersih bahan penyaring (kerikil, ijuk dan pasir) dan
dibuang air bekas cuciannya. Selanjutnya, dipotong bagian dasar (bawah) botol
aqua tersebut menggunakan cutter atau gunting. Setelah itu, diukur bagian atas
botol dan diberi tanda untuk bahan penyaring. Kemudian dibuka tutup botol dan
ditempatkan secara terbalik bagian atas botol kedalam bak penampung yang
terbuat dari badan botol tersebut. Lalu, dilakukan pengisian ketiga bahan
penyaring dengan urutan penempatan yang berbeda-beda. Pada bagian bawah setiap
botol diisi dengan kapas. Kemudian, diikatkan kertas saring pada mulut botol
dan diisi air limbah (sampel) ke dalam 3 botol tersebut. Dihitung waktu
saringnya, apabila air hasil saringan yang diperoleh masih kurang jernih, maka
dilakukan penyaringan kembali. Jumlah penyaringan pada ketiga botol dilakukan
sebanyak 3 kali penyaringan.
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Penjernihan Air Limbah
Kelompok
|
Perlakuan
|
Waktu Penyaringan
|
Tingkat Kejernihan
|
1
|
Ijuk, kerikil, pasir
|
18 detik
|
Kurang jernih
|
2
|
Pasir, ijuk, kerikil
|
7 detik
|
Agak jernih
|
3
|
Kerikil, ijuk, pasir
|
23 detik
|
Lebih jernih
|
4.2
Pembahasan
Pada praktikum
pengelolaan limbah kali ini, dilakukan percobaan pengolahan limbah cair.
Pengolahan limbah cair ini dilakukan dengan metode penyaringan atau filtrasi.
Bahan penyaring atau bahan filtrasi (filtran) yang digunakan terdiri dari tiga
jenis yaitu kerikil, pasir dan ijuk. Pada praktikum ini dilakukan 3 perlakuan.
Perlakuannya yaitu letak urutan bahan penyaring (filtran) yang digunakan pada
saat proses penyaringan air limbah berlangsung. Perlakuan pertama yaitu ijuk,
kerikil, pasir; perlakuan kedua yaitu pasir, ijuk, kerikil; dan perlakuan
ketiga yaitu kerikil, ijuk, pasir.
Dari hasil praktikum
yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa warna air limbah hasil filtrasi
yang paling jernih yaitu diperoleh dari perlakuan ketiga dengan urutan bahan
penyaringnya yaitu kerikil, ijuk, pasir dengan lama penyaringan 23 detik. Hal
ini disebabkan karena pasir terletak paling bawah dari ketiga urutan filtran
yang digunakan. Pasir memiliki keefektifan yang lebih tinggi dalam menjernihkan
air limbah dibandingkan dengan kerikil dan ijuk, karena pasir memiliki
pori-pori yang lebih kecil dibandingkan dengan kerikil dan ijuk. Selain itu,
bentuk pasir yang sangat kecil dan seragam sehingga dapat lebih rapat lagi pada
saat menyaring air limbah juga salah satu yang menyebabkan air yang dihasilkan
lebih jernih. Pada hal ini, pasir berfungsi untuk menyaring bahan yang bersifat
makro seperti sampah dan bahan lain yang ukuran partikelnya lebih besar dari
pasir. Prinsip kerjanya adalah cairan yang akan disaring mengalir dari atas
kebawah menembus lapisan pasir karena gaya gravitasi, kemudian partikel padatan
yang akan dipisahkan tertahan oleh pasir.
Tingkat kejernihan air
limbah yang kedua yaitu diperoleh dari hasil filtrasi atau penyaringan
perlakuan kedua dengan urutan filtran atau bahan penyaringnya yaitu pasir,
ijuk, kerikil dengan lama penyaringannya yaitu 7 detik. Hasil kejernihan air
limbah yang diperoleh ini disebabkan karena kerikil yang letaknya paling bawah.
Kerikil merupakan bahan filtrasi (filtran) yang paling efektif kedua setelah
pasir dalam peranannya menjernihkann air limbah. Hal ini didukung oleh bentuk
dan ukuran kerikil yang agak kecil sehingga pada saat kerikil disediakan dalam
jumlah banyak, maka kerikil akan menjadi lebih rapat dan efektif dalam
menjernihkan air limbah. Hal ini dapat dilihat juga dari peranan kerikil pada
air sungai. Air sungai yang terdapat banyak kerikil akan memiliki warna yang
lebih jernih dibandingkan air sungai yang jumlah kerikilnya hanya sedikit atau
bahkan tidak terdapat kerikil. Pada perlakuan kedua ini, dapat diketahui juga
bahwa waktu penyaringannya merupakan waktu yang paling cepat dibandingkan
dengan waktu penyaringan kedua perlakuan yang lainnya. Hal ini disebabkan
karena terjadinya kebocoran pada kertas saring yang digunakan.
Tingkat ketiga
kejernihan air limbah yang dihasilkan diperoleh dari hasil filtrasi atau
penyaringan dengan perlakuan pertama yang menggunakan urutan filtran (bahan
filtrasi) yaitu ijuk, kerikil, pasir dengan lama waktu penyaringan yaitu 18
detik. Dapat diketahui bahwa tingkat kejernihan air limbah yang dihasilkan dari
perlakuan pertama ini merupakan tingkat kejernihan paling rendah. Hasil
kejernihan air limbah yang diperoleh ini disebabkan karena bahan penyaring ijuk
yang terletak paling atas sehingga kurang efektif dalam penghilangann kotoran
dan zat lain dari air limbah serta penjernihan air limbah. Hal ini dapat
disebabkan karen sifat ijuk yang tidak dapat rapat atau masih memiliki celah
meskipun telah ditumpuk banyak. Selain itu, juga dapat diakibatkan karena
fungsi ijuk yang hanya dapat menangkap atau menyaring bahan yang bersifat
mikro seperti bakteri dan mikroba, namun
tidak dapat menjadikan air limbah lebih jernih.
Dari hasil praktikum,
dapat juga diketahui bahwa proses filtrasi atau penyaringan air limbah ini
tidak dapat menghasilkann air yang sangat jernih dan berwarna bening seperti
air biasa atau air yang belum tercemar pada umunya. Hal ini dikarenakan
bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan pada praktikum ini sangatlah sederhana
dan tanpa menggunakan mesin atau alat filtrasi yang sesungguhnya.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa limbah cair dapat diolah dengan menggunakan
metode penyaringan atau filtrasi secara sederhana menggunakan bahan seperti
pasir, kerikil dan ijuk. Dari hasil perlakuan yang telah dirancang, diketahui
bahwa penjernihan air dengan hasil yang paling jernih yaitu pada perlakuan
ketiga dengan urutan letak bahan filtrasi (filtran) yaitu kerikil, ijuk, pasir
dengan waktu penyaringan selama 23 detik.
5.2
Saran
Sebaiknya dalam
melakukan praktikum, praktikan harus lebih menguasai prosedur kerjanya serta
waktu yang digunakan untuk ketiga perlakuan seharusnya disamakan agar lebih
jelas terlihat perbedaan kejernihan air yang dihasilkan dari ketiga perlakuan.
DAFTAR PUSTAKA
Darmono. 1995. Pencemaran Air dan Pemanfaatan Limbah Industri. CV. Rajawali.
Jakarta.
Eddy and Metcalf. 1998. Wastewater Engineering : Treatment,
Disposal, Reuse, Revised by Geo Tchobanoglous. Tata Mc Graw-Hil Publising
Company LTD. New Delhi.
Haryoto, K. 1999. Kebijakan dan Strategi pengolahan Limbah dalam Menghadapi Tantangan
Global, dalam : Teknologi Pengolahan
Limbah dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan. Prosiding Seminar Nasional;
Jakarta. 13 Juli 1999. BPPT. Jakarta.

Kristanto. 2002. Pemanfaatan Ijuk Untuk Penjernihan Air Secara Sederhana. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Saeni, M.S. 1989. Kimia Lingkungan. PAU Ilmu Hayat Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Said, N. I. 2005. Pengolahan Air Limbah, Tangga
Skala Individual Tangki Septik Filter Upflow. Skripsi. Institut Teknologi Sepuluh November.
Surabaya.
Slamet. 2007. Teknologi Sederhana Penjernihan Air di Lahan Bekas Lahan Gambut.
PT. Cipta Karya. Jakarta.
Usman Bapa Jenti dan Indah Nurhayati.
2014. Pengaruh Penggunaan Media Filtrasi
terhadap Kualitas Air Sumur Gali di Kelurahan Tambak Rejo Waru Kabupaten
Sidoarjo. Jurnal Teknik Waktu Volume 12 Nomor 02 – Juli 2014 – ISSN :
1412-1867.
LAMPIRAN




Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3.



Gambar 4.
Gambar 5. Gambar 6.
Bahan filtrasi (pasir)
Air limbah (sampel) Alat dan bahan filtrasi
Gambar 7.
Air limbah hasil filtrasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar