LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK DAN
LEMAK
“EKSTRAKSI
CPO”

Disusun
oleh:
NAMA: ZAMIRATUL AINI
NIM : J1A115067
SHIFT : SATU
JURUSAN
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS
TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2017
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelapa
sawit merupakan tanaman perkebunan yang
dapat menghasilkan minyak nabati
disamping tanaman biji-bijian dan serealia. Pengolahan terhadap buah sawit akan
diperoleh produk utama berupa CPO (Crude Palm Oil), PK (Palm Kernel) dan produk sampingannya berupa tempurung, ampas,
dan tandan kosong. CPO dapat digunakan
sebagai bahan baku untuk industry minyak goreng, mentega, sabun, oleokimia dan
lain lain.
Pengolahan
kelapa sawit merupakan salah satu faktor menentukan keberhasilan usaha
perkebunan kelapa sawit
hasil utama yang dapat diperoleh ialah minyak sawit mentah CPO (Crude
Palm Oil), minyak inti sawit
/PKO (Palm Kernel Oil), serabut, cangkang, dan tandan kosong sawit.
Produksi CPO memiliki kaitan erat dengan luas areal perkebunan yang produktif,
disamping itu juga ada faktor lain yang mempengaruhi seperti kondisi tanah
ataupun iklimnya. Sementara itu rata-rata produksi perhektar perkebunan kelapa
sawit di Indonesia berbeda-beda sesuai dengan pola pengusahaannya atau pola pengelolaannya
.
Proses
produksi kelapa sawit (PKS) dimulai
dengan mengelolah bahan baku sampai menjadi produk. yang bahan bakunya adalah tandan buah segar (TBS)
kelapa sawit. Proses pengolahan TBS
kelapa sawit di setiap pabrik
umumnya bertujuan untuk memperoleh minyak dengan kualitas yang baik, tingkat
keasaman yang rendah, dan minyak yang
mudah dipucatkan. Proses tersebut
cukup panjang dan memerlukan control yang cermat, dimulai dari pengangkutan TBS
atau brondolan dari tempat pengangkutan hasil sampai dihasilkan minyak sawit dan hasil sampingan lainnya seperti
inti sawit (kernel)
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk
mengetahui cara ekstraksi buah kelapa sawit hingga diperoleh minyak kasar atau
crude palm oil (CPO).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelapa Sawit
Kelapa sawit
(Elaeis guineensis) merupakan
tanaman hutan hujan tropis di daerah Afrika Barat, terutama di Kamerun, Pantai
Gatling, Libera, Nigeria, Sirea Lione, Togo, Angola, dankongo (Poku 2002). Kelapa sawit termasuk dalam
kingdom Plantae, divisi Magnoliophyta,kelas liliopsida, ordo arecales, furniii arecaceae,
dan genus Elaeis. Kelapa sawit ditemukan oleh Nicholaas Jacquin pada tahun
1763, sehingga kelapa sawit diberi nama Elaeis guineensisJacq.
Pada
mulanya kelapa sawit diperkenalkan di Asia Tenggara sebagai tanaman hias.
Ditanam pertama kali pada tahun 1884 di
Kebun Raya Bogor, Indonesia (Gunstone 2002). Kelapa sawit terdiri atas empat
varietas, yaitu: 1) Varietas Macro
carya, tebal tempurung 5 mm, 2) Varietas
Dura, tebal tempurung 2 - 8 mm, 3)Varietas Tenera, tebal tempurung 0.5 -4 mm,
4) Varietas Pisifera, bagian tempurung
tipis (Fauzi et al.2006)
Hampir
semua bagian pohon kelapa sawit dapat dimanfaatkan. Batang pohon sawit dapat
digunakan untuk pembuatan pulp, bahan kimia turunan, sumber energi, papan
partikel, danjuga bahan kontruksi. Buah kelapa sawit memilikinilai ekonomis
yang tinggi, dapat dioJah menjadi minyak sawit yang bermanfaat untuk bidang pangan maupun non pangan. Bagian
lainnya seperti sabut dan sludge,
tandan kosong, cangkang, minyakinti sawit dan bungkilnya juga dapat
dimanfaatkan (Muchtadi 1992). •
Buah sawit
umumnya memiliki panjang 2 hingga 5 cm
dan berat 3 hingga 30 gram, berwarnaungu hitam pada saat muda,
kemudian menjadi berwama kuning merah pada saat tua dan matang (Muchtadi
1992). Daging buah berwama putih kuning
ketika masih muda dan berwamajingga setelah matang (Ketaren2005).
2.2 Minyak kelapa sawit
Sebagai
minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak sawit berwarna merah jingga karena kandungan karotenoid (terutama β-karoten)
berkonsistensi setengah padat pada suhu kamar
(Mangoensoekarjo S, 2003)
Minyak kelapa sawit merupakan komoditas
yang mempunyai nilai strategis
karena merupakan bahan baku untuk pembuatan minyak goreng.
Sementara, minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan kebutuhan pokok bangsa Indonesia. Permintaan akan minyak goreng di
dalam dan luar negeri yang kuat merupakan indikasi pentingnya peranan
komoditas kelapa sawit dalam perekonomian bangsa (Pahan, 2006).
Secara umum terdapat
dua macam minyak kelapa sawit,
yaitu minyak kelapa sawit yang berasal dari ekstraksi
daging buah (sabut) dan minyak kelapa
sawit yang berasal dari
ekstraksi inti buah (kernel). Hasil ekstraksi
daging buah
disebut minyak mentah
atau Crude Palm Oil (CPO), sedangkan hasil ektraksi inti
buah disebut minyak kernel atau Kernel Palm Oil (KPO) (Hadi, 2004).
2.2.1 Crude Palm Oil (CPO)
Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa
sawit adalah minyak nabati
edibel yang
didapatkan dari mesocarp buah pohon kelapa sawit, umumnya dari
spesies Elaeis guineensis dan sedikit dari spesies Elaeis oleifera
dan Attalea maripa. (Reeves,1979).
Minyak sawit kasar
(Crude
Palm
Oil) merupakan minyak kelapa sawit
mentah yang
diperoleh dari hasil ekstraksi atau dari
proses pengempaan daging
buah kelapa sawit dan belum mengalami pemurnian. Minyak sawit biasanya digunakan untuk kebutuhan bahan pangan, industri kosmetik, industri
kimia, dan industri pakan ternak. Kebutuhan minyak sawit sebesar
90% digunakan untuk bahan
pangan seperti minyak goreng, margarin,
shortening, pengganti lemak
kakao
dan untuk kebutuhan
industri roti, cokelat, es
krim,
biskuit, dan makanan ringan. Kebutuhan
10% dari minyak sawit lainnya
digunakan untuk industri oleokimia yang menghasilkan asam lemak, fatty alcohol, gliserol, dan metil ester serta surfaktan.
Kandungan utama CPO adalah
minyak
yang memiliki
komposisi antara lain asam lemak tidak jenuh, yang komposisinya
adalah asam oleat C18:1
Cis (co-9) 40.8%, asam linoleat C18:2
(co-6) 11.9% dan asam linolenat C18:3 (ro-3)
0.4%., asam lemak
jenuhnya (asam
palmitat 36.6% dan asam stearat 3.7%) (Bonnie
& Choo, 2000),
2.3 Ekstraksi CPO
Untuk memisahkan komponen minyak
dari buah kelapa sawit dapat dilakukan ekstraksi. Ekstraksi bertujuan untuk
mengeluarkan minyak semaksimal mungkin baik kualitas maupun kuantitasnya.
Ekstraksi minyak kelapa sawit dilakukan setelah pemisahan buah sawit dari
tandan sawit dan pemanasan buah sawit ( pengukusan, perebusan dan pengaliran
uap panas) hingga didapat buah sawit yang lumat.
Ekstraksi minyak kelapa sawit dapat
dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
a. Ekstraksi dengan sentrifugasi
Alat yang
dipakai pada cara ini berupa tabung baja silindris yang berlubang-lubang pada
bagian dindingnya. Buah yang telah lumat, dimasukan ke dalam tabung, lalu
diputar. Dengan adanya gaya sentrifugasi, minyak akan keluar melalui
lubang-lubang pada dinding tabung.
b. Ekstraksi dengan
cara srew press
Prinsip
ekstraksi minyak dengan cara ini adalah menekan buah lumatan dalam tabung yang
berlubang dengan alat ulir yang berputar sehingga minyak akan keluar lewat
lubang-lubang tabung. Besarnya tekanan alat ini dapat diatur secara
elektris dan tergantung dari volume bahan
yang akan dipres. Cara ini mempunyai kelemahan
yaitu pada tekanan
yang terlampau kuat
akan menyebabkan biji banyak yang pecah.
c. Ekstraksi dengan Bahan Pelarut
Pada
dasarnya, ekstraksi dengan cara ini adalah dengan menambah pelarut tertentu
pada lumatan daging buah sehingga minyak larut terpisah dari partikel yang
lain.
d. Ekstraksi dengan tekanan hidrolis
Ekstraksi
dengan cara ini dilakukan dalam sebuah peti pemeras. Caranya, bahan ditekan
secara otomatis dengan tekanan hidrolis hingga minyak dari bahan keluar.
2.3 Rendemen
Rendemen secara
umum didefinisikan sebagai
persen jumlah yang dapat dimanfaatkan dari jumlah keseluruhan.
Rendemen kelapa sawit menunjukkan berapa kandungan minyak sawit yang berada didalam buah sawit atau TBS. Agar jumlah rendemen dalam kelapa sawit tidak berkurang maka harus dilakukan kontol saat pemanena, distribusi dan
pengolahan di pabrik.
Jumlah
rendemen dipengaruhi oleh tingkat kematangan buah kelapa sawit, proses
pengangkutan tandan buah segar ke pabrik pengolahan, lama waktu antara
pemanenan dan pengolahan serta cara pengolahan.
Penghitungan
rendemen dapat dilakukn dengan cara menghitung perbandingan jumlah CPO yang
dihasilkan setelah ekstraksi dengan jumlah bahan baku (buah sawit segar) dikali
100%. Penghitungan rendemen bertujuan untuk mengetahui mutu dari minyak yang
dihasilkan oleh suatu pabrikselain itu penghitungan rendemen juga berguna untuk
menjadi acuan produktivitas yang harus dilakukan suatu pabrik kelapa
sawit.(Bonnie ,2006)
BAB
III
METODOLOGI
3.1 Waktu
dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari
Senin, 9 Oktober 2017 di laboratorium teknologi lemak dan minyak jurusan
teknologi hasil pertanian, fakultas teknologi pertanian, universitas jambi.
3.2 Alat
dan Bahan
Alat alat yang digunakan pada
praktikum ini yaitu alat press hidrolik sederhana, panci, kompor, timbangan,
elemeyer
Bahan- bahan yang digunakan pada
praktikum ini yaitu, air (aquadest), buah sawit segar, kain, tisu dan bahan
lain yang diperlukan.
3.3
prosedur kerja
Praktikum ini dilakukan dengan cara:
buah sawit segar ditimbang, kemudian direbus selama 30 menit, selanjutnya
ditiriskan setelah itu buah sawit yang telah direbus dibungkus dengan kain
putih dan dipress hingga didapat CPO atau minyak kasar.
Diagram
alir:







BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel
hasil ekstraksi CPO dari buah kelapa sawit segar
Perlakuan
|
Massa
buah kelapa sawit segar
|
Massa
CPO
|
Rendemen
CPO (%)
|
Perebusan
|
16
kg
|
2,1
kg
|
13,125
|
4.2
pembahasan
Ekstraksi CPO dari buah kelapa sawit dapat
dilakukan dengan cara srew press. Prinsipnya
adalah menekan buah kelapa sawit yang telah mengalami perlakuan seperti
direbus, dikukus atau dialri uap panas di pres dalam tabung yang berlubang
dengan alat ulir yang berputar sehingga minyak akan keluar lewat lubang-lubang
tabung. Pada praktikum ini dilakukan perebusan buah kelapa sawit selama 30
menit. Menurut Elisabet (2009) perebusan bertujuan untuk mengurangi peningkatan asam lemak
bebas, menurunkan kadar air dan melunakan daging buah, sehingga daging
buah mudah lepas dari biji.
Dengan
pengepresan 16 kg sawit didapatkan CPO sebanyak 2,1 kg atau sekitar 13,125% dari bahan. Menurut Basiron
(2005) reedmen dari buah kelapa sawit berkisar antara 20-25%. Seadangakan
meurut Riyadi (2009) berkisar antara 18-22% .
Menurut Widarta (2008) tingginya kehilangan
minyak dapat disebabkan oleh tingkat kematangan buah yang tidak maksimal,
lamanya penumpukan buah sehingga minyak teroksidasi, alat yang kurang tepat
sehingga minyak tidak dapat diekstra secara maksimal tetapi tertinggal diampas,
selain itu menurut Elisabet (2009) rendahnya angka rendemen disebabkan oleh
proses perebusan yang kurang maksimalsehingga daging buah tidak lunak dengan
maksimal.
Penghitungan
rendemen penting dilakukan. Menurut Bonnie (2006) penghitungan rendemen
bertujuan untuk mengetahui mutu dari minyak yang dihasilkan oleh suatu
pabrikselain itu penghitungan rendemen juga berguna untuk menjadi acuan
produktivitas yang harus dilakukan suatu pabrik kelapa sawit.
BAB
V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan
bahwa proses ekstraksi Cpo merupaka suatu usaha memisahkan komponen minyak dari
buah kelapa sawit sebanyak mungkin dengan kualitas sebaik mungkin hingga
diperoleh rendemen yang tinngi. Ekstraksi CPO dapat dilakukan dengan cara srew
press, bahan
pelarut, sentrifugasi dan hidrolis.
Jumlah rendemen yang didapat dengan
proses ekstraksi dipengaruhi oleh
tingkat kematangan buah yang tidak maksimal, lamanya penumpukan buah
sehingga minyak teroksidasi, alat yang kurang tepat sehingga minyak tidak dapat
diekstra secara maksimal tetapi tertinggal diampas dan proses perebusan yang
kurang maksimalsehingga daging buah tidak lunak dengan maksimal
5.2 Saran
Sebaiknya sebelum melakukan
ekstraksi CPO dilakukan perebusan buah sawit dengan waktu yang cukup lama agar
daging buah menjadi lunak sehingga rendemen yang diperoleh tinggi. Serta
dialkukan perlakuan pengukusan dan perebusan terhadap buah sawit agar diperoleh
perbedaanhasil untuk menentukan perlakuan terbaik.
DAFTAR
PUSTAKA
Bonni TY &
Choo YM. 2000. Valuable minor constituents of commercial red palm olein:
carotenoids, vitamin E, ubiquinones and sterols.JOilPalmResarch.12: 14-24.
Poku K. 2002.
Small Scale Palm Oil Processing in Africa. Agricultural Services Bulletin Series. Roma. FAO.
GunstoneFD. 2002. Vegetable
Oils In Food Technology: Composition, Properties and Uses. Paris.
BlackwellPublishing.
KetarenS. 2006. Minyak dan Lemak Pangan.Jakarta. Universitas
Indonesia Press.
mmmMuchtadi TR.
1992. Karakterisasi Komponen Intrinsik Utama Buah
Sawit (Elais guineensis ,Jacq) Dalam
Rangka OptimalisasiProses Ekstraksi Minyak dan Pemanfaatan Pro vitamin
A. [Disertasi]. Bogor: Sekolah
Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Bonnie yp .& Gwedline ECL. 2006 Identification of lutem m
crudepalm oil and evaluationof
carotenoidsat variousripening stages of
the oil palm fruit. Oil Palm Res. 18:189-197
BasironY.
2005. Palm Oil. Baileys Inaustrial Oil
and Fat Products: Ed ke 6 Volume ke-2 Edible Oil and Fat Products: Edible Oil. Hoboken.
JohnWtle~ & Sons, Inc.
ElisabethB.
2009. Analytical characteristics of
crude and refined palm oil and
fractions. Eur J Lipid Sci
Technol l09:373-379.
Widarta IWR.
2008. Kendali proses pemurnian minyak
sawit merah skala pilot plant [Thesis].
Bogor: Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Pahan.
2006.'The role of the carotenoids, lutein and zeaxanthin, in protecting against
age-related macular
degeneration: A review
based on controversial
evidence', NutritionJournal, vol. 2,
no. 1, p. 20.
Fauzi Y,
WidyastutiYE, Satyawibawa I, Hartono
R. 2006. Kelapa Sawit Budi Daya, Pemanfaatan Hasil dan
Limbah, perlakuan panas tinggi. Analisis Usaha dan Pemasaran.Jakarta.PenebarnSwadaya
Slots Machines Near Me | PokerStars Casino
BalasHapusLocated in Las Vegas, Slots Machines หาเงินออนไลน์ is one 슬롯 가입 머니 of the most luxurious casinos around. Whether you 사설토토 are looking 토토사이트 for high rollers, blackjack, 안전한 바카라 사이트 roulette,