LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN LIMBAH
PEMBUATAN ARANG AKTIF
DOSEN PENGGAMPU : Ir INDRIANI M.Si
DISUSUN OLEH :
ARIS FITRIYADI J1A1120
SUARIA RISONA SIPAYUNG J1A115009
MELISA PUSPITASARI J1A115017
ZAMIRATUL AINI J1A115067
ELIA VERONIKA SINAGA J1A115083
AVIL ROZENDO J1A115087
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2018
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Pemanfaatan
buah kelapa umumnya hanya daging buahnya saja untuk dijadikan kopra, minyak dan
santan untuk keperluan rumah tangga, sedangkan hasil sampingnya seperti
tempurung kelapa belum begitu banyak dimanfaatkan. Penggunaan tempurung kelapa
sebagian kecil sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, pengasapan,
kopra, dan lain-lain.
Salah
satu produk yang bernilai ekonomi yang dibuat dari tempurung kelapa adalah
arang aktif. Arang aktif adalah arang yang diproses sedemikian rupa sehingga
mempunyai daya serap/ adsorpsi yang tinggi terhadap bahan yang bebentuk larutan
atau uap.
Dalam
pembuatan arang aktif belum banyak yang bisa membuatnya, padahal potensi bahan
baku dan penggunaan arang aktif ini cukup besar dan banyak peminatnya
dipasaran. Oleh karena itu, perlu adanya praktikum tentang pembuatan arang
aktif agar mahasiswa mengetahui tata cara pembuatan arang aktif.
1.2.
Tujuan
Untuk
mengetahui cara atau proses pembuatan arang aktif dari arang tempurung kelapa.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Tempurung Kelapa
Tempurung
kelapa merupakan salah satu bagian dari produk pertanian yang memiliki nilai
ekonomis yang tinggi yang dapat dijadikan sebagai basis usaha. Pemanfaatan
tempurung kelapa secara garis besar dapat dikategorikan berdasarkan kandungan
zat kimia, kandungan energi, dan sifat-sifat fisik nya (Allorerung, dkk.,
1998).
Tempurung kelapa merupakan bagian buah kelapa yang
fungsinya secara biologis adalah pelindung inti buah dan terletak di bagian
dalam serabut dengan ketebalan berkisar antara 3-6 mm. Tempurung kelapa yang
memiliki kualitas yang baik yaitu tempurung kelapa tua dan kering ditunjukkan
dengan warna gelap kecoklatan. Tempurung kelapa dikategorikan seagi kayu keras
tetapi mempunyai lignin yang tinggi dan kadar selulosa lebih rendah dengan
kadar air sekitar 6-9%. Secara kimiawi tempurung kelapa memiliki komposisi yang
sama dengan kayu yaitu tersusun dari lignin, selulosa dan hemiselulosa (Rifki,
2016).
Tempurng
kelapa memiliki kadar air mencapai 8% jika dihitung berdasarkan berat kering
atau setara 12% berat per butir kelapa. Untuk memaksimalkan nilai ekonomisnya
maka pengolahan tempurung kelapa harus didasarkan pada proses pengolahan yang
memaksimalkan sifat-sifat fisiknya yang khas (Allorerung, dkk., 1998).
2.2. arang aktif
Arang
aktif adalah bahan hasil proses porilisasi arang pada suhu 60-90 °C. Selama ini
bahan arang aktif yang digunakan berasal dari limbah kayu dan bambu. Bahan
lainnnya yang dapat digunakan adalah limbah pertanian antara lain sekam padi,
jerami padi, tongkol jagung, batang jagung, serabut kelapa, tempurung kelapa
dan lain-lain (Tahir, 1992).
Karbon
aktif merupakan karbon amorf dari pelat-pelat datar yang tersusun oleh
atom-atom C yang terikat secara kovalen dalam suatu kisi heksagonal datar
dengan satu atom C pada setiap sudutnya yang luas permukaan nya antara 300
hingga 3500
ini berhubungan dengan struktur pori internal
sehingga mempunyai sifat adsorben (Taryana, 2002).
Proses
aktifasi merupakan hal yang paling penting diperhatikan disamping bahan baku
yang digunakan. Yang dimaksud dengan aktifasi adalah suatu perlakuan terhadap
arang yang bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan memecahkan ikatan
hidrokarbon atau mengoksidasikan molekul-molekul permukaan sehingga arang
mengalami perubahan sifat, baik fisik maupun kimia yaitu luas permukaannya
bertambah beser dan berpengaruh terhadap daya adsorpsinya (Ajayi dan olawale,
2009).
2.3.
Kapur tohor
Kapur
tohor merupakan hasil endapan kerangka binatang yang hidup dilautan dan
berlangsung hingga jutaan tahun. Oleh karena proses geologis terjadilah
pergerakan kulit bumi da endapan ini terangkat keatas permukaan laut. untuk
tujuan stabilitas tanah, berbentuk kapur yang banyak digunakan adalah kapur
tohor (CaO) dan kapur hidrasi atau kapur padam (Ca(OH)2).
Sedangkan kapur karbonat (CaCO2) yang merupakan bentuk kapur alamiah
tidak dapat dipergunakan langsung sebagai bahan stabilitas. Bahan kapur tohor
dihasilkan dari pembakaran batu kapur alam dalam suatu tungku khusus pembakaran
dengan suhu tinggi diperlukan sampai karbon dioksida teruruai (Melisa, dkk.,
2017).
Salah
satu kegunaan kapur tohor yang umum adalah menurunkan kadar fosfat. Penggunaan
larutan kapur sebagai bahan kougulan dengan pertimbangan bahwa larutan kapur
mudah didapatkan, biaya murah, dan merupakan batuan alam sehingga relatif aman
bagi lingkungan (Wiwin, dkk., 2016).
BAB
III
METODE
PENILITIAN
3.1. Waktu Dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari
senin 12 maret 2018, yang bertempatan di laboratorium pengolahan fakultas
teknologi pertanian, universitas jambi.
3.2. Alat Dan Bahan
Akat yang digunakan pada praktikum
ini yaitu : baskom, pengaduk, pisau, timbangan dan oven. Sedangkan bahan yang
digunakan yaitu tempurung kelapa, kapur tohor, dan aquadest.
3.3. Prosedur Kerja
Disiapkan
arang tempurung kelapa sebanyak 100 gr, kemudian dihancurkan arang tempurng
kelapa menjadi bongkahan-bingkahan kecil (granula). Granula dicuci dan
ditiriskan. Kemudian disiapkan larutan kapur tohor (Ca(OH)2) dengan mencampurkan 1 bagian tohor dengan 3 bagian
air. Lalu diaduk selama 15 menit dan dilakukan pemisahan sehingga cairan kapur
tohor terpisah dengan endapannya. Setelah itu, granula arang tempurung kelapa
yang telah dibersikan dimasukkan kedalam larutan kapur tohor sampai semua arang
terendam. Campuran direbus selama 60 menit pada suhu ±100 °C. Ditiriskan
hingga arang terpisah dengan air dan kotorannya. Kemudian dicuci kembali dengan
air mengalir dan ditiriskan. Kemudian arang dioven pada suhu ±125 °C selama 15
meni. Arang aktif siap digunakan.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil pengamatan
Tabel
1. Bahan pembuatan arang aktif
No.
|
Bahan-bahan
|
Jumlah
|
1.
|
Arang tempurung
|
100
gr
|
2.
|
Kapur tohor
|
50
gr
|
3.
|
Air
|
1350
ml
|
4.2.
Pembahasan
Arang
aktif merupakan arang yang mempunyai daya serap lebih dibandingkan dengan arang
biasa karena mengandung karbon sekitar 85-95%. Arang aktif sendiri dihasilkan
dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan suhu tinggi. Setiap
arang bisa dijadikan arang aktif, namun yang membedakan adalah luas permukaan
pori-pori arang yang mempengaruhi daya serap arang tersebut. Arang yang baik
atau bagus digunakan adalah arang yang mengandung selulosa dan hemiselulosa
pada arang berpotensi untuk digunakan sebagai bahan penyerap.
Pada
praktikum ini dibuat arang aktif dengan bahan baku arang tempurung kelapa
ditambah dengan bahan pengaktivasi yaitu kapur tohor. Kapur tohor berfungsi
untuk membantu mengaktifkan arang, karena kapur tohor dapat mengeluarkan panas
pada saat bereaksi dengan air. Proses aktifasi merupakan hal yang sangat
penting diperhatikan disamping bahan baku yang digunakan. Yang dimaksud dengan
aktifasi adalah suatu perlakuan yang bertujuan untuk memperbesar pori yaitu
dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau oksidasi molekul-molekul
permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia,
yaitu permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorbsi.
Pada
prosedur pembuatan larutan kapur tohor seharus nya perbandingan kapur tohor dan
air adalah 1:3 namun larutan yang dihasilkan sangatlah pekat dan ketika larutan
dipanaskan, proses pemanasan berlangsung sangat cepat, sehingga penambahan air
diberikan lebih banyak dari prosedurnya. Larutan kapur tohor yang dihasilkan
diendapkan terlebih dahulu, kemudian diambil bagian atasnya saja (yang berwarna
bening) sebanyak yang diperlukan sampai arang tempurung kelapa terendam
seluruhnya. Selanjutnya campuran tersebut dipanaskan (suhu 100°C) selama 1 jam,
setelah itu ditiriskan dan dioven pada suhu 125°C selama 75 menit.
Dari
percobaan diatas diperoleh arang aktif tempurung kelapa. Namun arang aktif yang
dihasilkan tidak dilakukan analisis lebih lanjut, seperti mengaplikasikannya
pada proses penjernihan air, pemurnian gas, industri minuman, farmasi,
katalisator, dan berbagi macam penggunaan lain. Arang aktif biasanya dibagi
atas 2 tipe, yaitu arang aktif sebagai pemucat dan sebagai penyerap uap.
BAB
V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Dari
hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan
arang aktif dari tempurung kelapa dapat memanfaatkan kapur tohor sebagai bahan
pengkatifasinya. Namun arang aktif yang diperoleh tidak diketahui kualitasnya
karena arang aktif yang dihasilkan tidak dilakukan pengujian lebih lanjut.
5.2.
Saran
Sebaik
nya sebelum praktikum dilaksanakan, praktikan sudah memahami dengan benar
setiap prosedur yang akan dilakasanakan agar memperkecil kejadian yang dapat
membahayakan praktikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ajayi dan
olawale. 2009. Identifikasi asap cair dari berbagai jenis kayu dan tempurung
kelapa. Gramedia pustaka utama : jakarta.
Allorerung,
dkk., 1998. Kemungkinan pengembangan pengolahan bahan kelapa secara terpadu skala pedesaan. Prosiding
konferensi nasional kelapa IV. Bandar lampung.
Melisa, H, dkk.,
2017. Pengaruh Penambahan Kapur Terhadap Kuat Geser Tanah Lempung. Tekno, Vol. 15, No 67
Rifki, H.K.
2016. Pembuatan Dan Karakterisasi Karbon Aktif Dari Tempurung Kelapa (Coco Nucifera L) Sebagai Adsorben
Zat Warna Metilen Biru. Skirpsi FMIPA. Universitas Lampung.
Tahir, I. 1992.
Pengambilan asap cair secara destilasi kering pada proses pembuatan karbon
aktif dari tempurung kelapa. Skripsi FMIPA UGM. Yogyakarta.
Tarayana, M.
2002. Arang aktif ( pengenalan dan proses pembuatannya). Universitas sumatera utara. Sumatera utara.
Wiwin, dkk.,
2016. Efektifitas Larutan Kapur Dalam Menurunkan Kadar Fosfat Pada Limbah
Cair RSUD Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Volume 4. Nomor 3.